Edukasi Literasi Digital di Titan Center, Bintaro, Jakarta.
Hari ini, 4 April 2019, Mafindo Jakarta mengisi sesi di Titan Center, Bintaro. Acara diisi dengan sesi edukasi literasi digital, story telling, kuis, dan ular tangga anak. Selain itu terdapat booth pameran untuk pengunjung yang ingin mengenal hoaks lebih dekat.





Public Campaign MAFINDO Jogja di Titik Nol Kilometer Yogyakarta
Kegiatan public campaign MAFINDO Jogja yang dilaksanakan pada hari rabu, 03 April 2019 di titik nol kilometer D.I.Yogyakarta



Dialog Publik Organisasi Wanita Katolik RI Sultra
Kegiatan MAFINDO Kendari pada hari Rabu, 3 April 2019. bertempat di Kopi kita dalam kegiatan Dialog Publik yang di selenggarakan oleh Organisasi Wanita Khatolik RI Sultra.
Mewakili Mafindo Kendari Rahim Jufri dan Fera Lawata sebagai pengisi acara dalam kegiatan tersebut. Dialog ini mengusung tema tentang Isu SARA pada Pilpres/Pileg 2019. Mafindo (masyarakat anti fitnah Indonesia) Chapter Kendari tampil panel dengan Ibu Husna dari Rumpun Perempuan Sultra. Dalam kesempatan ini, selain membicarakan tentang perempuan dalam pusaran Hoaks, Mafindo Chapter Kendari juga memperkenalkan HBT dan berbagai tools utk mengenali konten (tulisan, gambar atau video) hoaks.




Siaran MAFINDO Jombang “Hoaks Sebagai Komoditas Politik”
Selasa 2 April 2019 Pkl 08.00-09.00 relawan Mafindo Jombang, Vaya dan Ani, hadir di acara talkshow rutin di Radio Suara Jombang.
Dipandu oleh host Ninda, relawan MAFINDO bercerita tentang fenomena hoaks sebagai komoditas politik.
Relawan Mafindo menyampaikan beberapa poin penting.
Menjadikan hoaks menjadi komoditas politik, dapat diamati bahwa ada dua macam strategi di sini. Pertama, hoaks sebagai produk. Hoaks diproduksi untuk menjatuhkan citra lawan atau untuk meningkatkan citra positif. Selain itu, hoaks juga diproduksi untuk mengarahkan sentimen negatif terhadap penyelenggaraan pemilu, baik itu terhadap penyelenggara, pengawas, penjaga keamanan, atau bahkan perundangannya.
Kedua, pengaburan definisi hoaks. Definisi hoaks sudah jelas. Ia adalah sejenis informasi yang sengaja dipalsukan isinya dengan tujuan untuk mengelabui. Informasi artinya sesuatu yang diinformasikan itu sudah ada atau sudah terjadi. Tetapi dalam hoaks informasi ini dipalsukan dengan berbagai cara. Ada yg disesatkan konteksnya, ada yang diedit dokumentasinya, dan sebagainya.
Hari-hari ini ada kecenderungan untuk memperluas hoaks menjadi kondisi di mana realita tidak sesuai dengan harapan, cita-cita, program kerja, atau bahkan penilaian. Modus ini digunakan agar orang dengan mudah dapat menyematkan predikat negatif sebagai pembuat hoaks kepada lawan politik.
Sebagai dampak lanjutannya, orang menjadi apatis ketika mendengar istilah hoaks, sama apatisnya dengan ketika mendengar istilah politik. Menganggap bahwa hoaks atau tidak itu hanya persoalan politik. Padahal hoaks tidak melulu tentang politik. Ada banyak jenis konten hoaks lain yang juga membahayakan dan harus diwaspadai.
Dengan demikian, dua strategi di atas sama-sama membahayakan dan menyesatkan.
Selain menjelaskan hoaks sebagai komoditas politik, relawan Mafindo juga memaparkan beberapa temuan hoaks selama paruh kedua bulan Maret 2019 beserta klarifikasinya. Pada bulan ini tren jumlah hoaks konsisten di atas 100 dan tetap didominasi oleh hoaks politik.

Keikutsertaan MAFINDO dalam ‘Emak dan Milenial SOLID’ oleh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI)
Tanggal 29 Maret 2019, Muhammad Khairil Haesy, Anggota Komite Fact Checking MAFINDO, menjadi pembicara dalam acara seminar bertajuk “Emak dan Milenial SOLID (Sadar Olah Literasi Digital).” Dalam acara yang diselenggarakan oleh Forhati (Forum Alumni HMI-wati), organisasi wanita Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Khairil membahas mengenai dinamika hoaks di Indonesia.
Ia juga memaparkan tentang jenis-jenis kategorisasi hoaks dan berbagai contoh-contoh hoaks yang beredar di Indonesia. Selain itu, Khairil juga memaparkan tentang fakta bahwa banyak kaum wanita yang kerap terjebak dan menjadi pelaku penyebar hoaks. Data tersebut berasal dari pihak Kepolisian pada bulan November 2018, di mana telah ditangkap 16 pelaku penyebar hoaks dan rata-rata pelakunya adalah wanita.
Khairil pun mengajak anggota Forhati untuk sama-sama memerangi hoaks. Apalagi, kaum wanita, menurut Khairil, memiliki peranan penting untuk mengajak keluarganya masing-masing untuk melawan hoaks.



“Deklarasi dan Edukasi Anti Hoaks MAFINDO Bandung Raya”
“Deklarasi dan Edukasi Anti Hoaks MAFINDO Bandung Raya”
Aktifitas menangkal berita bohong atau hoaks dan ujaran kebencian, tidak bisa hanya dilakukan sedikit atau segelintir orang saja. Mengingat hal tersebut, Komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesiaa (MAFINDO) terus “mengepakan sayapnya” dengan membentuk relawan di kabupaten/kota di Indonesia.
Kali ini, MAFINDO Cabang Bandung Raya dideklarasikan pada Minggu (31/3) di area Car Free Day (CFD), depan pelataran Café Lo.Ka.Si, Dago, Kota Bandung. Pada kegiatan deklarasi tersebut juga diselenggarakan Edukasi Anti Hoaks yang bertajuk “Tanpa Hoaks, Kita Rukun Berdemokrasi.”
Kegiatan tersebut dilaksanakan dari pukul 06.00 hingga 10.00 Wib. Adapun isi kegiatan yaitu, pembagian brosur profil MAFINDO dan penjelasan tentang cara memeriksa fakta, juga menjelaskan alat pemeriksa fakta dari MAFINDO yakni Hoax Buster Tools (HBT) dan ditambah penjelasan tentang kebebasan berekspresi di era demokradi serta konsokuensi hukum bagi pembuat atau penyebar hoaks.
Sebagai bentuk dukungan kepada MAFINDO Bandung Raya, para peserta CFD Dago Bandung mendatangi booth yang dibuat MAFINDO Bandung Raya untuk menandatangani Spanduk Komitmen Anti Hoaks yang dibuat oleh relawan.
Pelaksana Harian (PLH) Koordinator MAFINDO Bandung Raya, Hadi Purnama menyatakan kegiatan tersebut merupakan penanda untuk menggalakan literasi di Kota Bandung. Ia menambahkan, bahwa akan ada banyak pihak yang dilibatkan untuk kegiatan-kegiatan MAFINDO Bandung Raya kedepannya.
Penggagas MAFINDO Bandung Raya, Rita Gani juga menambahkan melalui kegiatan ini, masyarakat Bandung diharapkan dapat meningkatkan kepedulian terhadap bahaya hoaks dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dan diharapkan dapat menjadi langkah antisipatif dan peredam konflik, khususnya setelah Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 pada 17 April nanti.
Diketahui pengunjung yang mendatangi booth MAFINDO pada kegiatan tersebut berjumlah sekitar 60 orang. Panitia serta relawan yang mempersipakan sekaligus menghadiri kegiatan tersebut, berjumlah sekitar 15 orang. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Direkur Operasional MAFINDO, Dewi S Sari, kemudian Relawan MAFINDO DKI Jakarta, Juli St dan Silma Agbas serta Fact Cheker MAFINDO Pusat, Dedy Helsyanto.
Kegiatan ditutup dengan membacakan deklarasi secara bersama – sama. Berikut isi lengkap deklarasi yang dibacakan oleh para Relawan Mafindo Bandung Raya:
*“Deklarasi MAfINDO Bandung Raya
Di era drmokrasi, kebebasan menyampaikan dan menerima informasi dijamin oleh undang-undang. Namun, masih ada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian.
Maka dengan ini, kami, komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia atau MAFINDO cabang Bandung Raya menyatakan siap memerangi hoaks dan menggalakkan literasi.
Tanpa hoaks kita rukun berdemokrasi.
Bandung, Minggu, 31 Maret 2019.”

