Public Campaign MAFINDO Soloraya “Daripada Nggoreng Yang Palsu”
Kegiatan Public Campaign MAFINDO Soloraya bersama Bawaslu Surakarta dalam kegiatan Car Free Day hari minggu, 14 April 2019 pukul 06.00 – 08.30 WIB di Depan Kantor Disnaker Solo.
Dalam kegiatan ini para relawan MAFINDO membuat nasi goreng untuk dibagikan kepada peserta car free day sekaligus mengkampanyekan anti hoaks.






Cerdas Berdialog A La Cafe Gema “Beda Tapi Akur”
kegiatan Relawan MAFINDO yang di wakili oleh Santi Indra Astuti pada hari Sabtu, 13 April 2019. Beda Tapi Akur inilah tema diskusi yang membungkus perjumpaan dengan Gema (Gereja Mahasiswa) Katolik Bandung dan Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung
Dalam diskusi tersebut di jelaskan relawan MAFINDO menjelaskan tentang tools Mafindo, mulai dari HBT sampai Kalimasada.


Pelatihan Literasi Digital “Tanpa Hoaks Kita Rukun Berdemokrasi”
Kegiatan MAFINDO Depok pada hari sabtu, 13 April 2019 berupa Pelatihan Literasi Digital. Peserta dalam pelatihan ini adalah perwakilan dari instansi-instansi pemerintah, masyarakat dan mahasiswa yang berapa di wilayah Depok.




Good To Great (GtG) Radio Idola 92,6 FM Semarang “Bagaimana Menangkal dan Mengantisipasi Hoaks dalam Pemilu 2019.”
wawancara terhadap ketua Presidium MAFINDO Septiaji Eko Nugroho dalam siaran Good To Great (GtG) Radio Idola 92,6 FM Semarang, pada Jumat 12 April 2019, pukul 07.20 WIB tentang “Bagaimana Menangkal dan Mengantisipasi Hoaks dalam Pemilu 2019.”
Sharing Time Pro2 FM 105.5
Kegiatan On Air Oleh relawan MAFINDO Soloraya yang diwakili oleh Cosmas Gunharjo pada hari Kamis, 11 April 2019.


MANAJEMEN ANTI HOAKS bersama MAHASISWA SADAR LITERASI (MASALI) FEB Unisba
Kamis, 11 April 2019 perwakilan relawan MAFINDO yaitu Santi Indra Astuti membawakan materi anti hoaks dan skema besar digital literacy dalam kegiatan diskusi manajemen anti hoaks. dalam diskusi tersebut Santi Indra Astuti menyampaikan tools fact checking MAFINDO, mulai dari HBT sampai Kalimasada.



Sarasehan MAFINDO Bandung “Tanpa Hoaks, Kita Rukun Berdemokrasi”
Setelah melaksanakan deklarasi dan edukasi anti hoaks, beberapa waktu lalu, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Chapter Bandung Raya kali ini menyelenggarakan Sarasehan yang bertajuk “Tanpa Hoaks, Kita Rukun Berdemokrasi”. Sarasehan tersebut dilakukan pada Selasa (9/4) di Hotel, Marriott, Bandung, Jawa Barat. Latar belakang diselenggarakan Sarasehan ini mengingat makin banyaknya hoaks dan ujaran kebencian yang beredar menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) pada 17 April nanti
Pada Sarasehan ini, dengan moderator Rita Gani, Mafindo Bandung Raya menghadirkan empat orang narasumber, dari Mafindo yang menyampaikan materi “Hoaks dan Keutuhan Bangsa”.
Kemudian Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Bandung, Dr Ahyani Raksanagara dengan materi “Kebijakan Negara dalam Cegah Hoaks dan Ujaran Kebencian”.
Ada juga Ketua Umum Jabar Saber Hoaks (JSH), Enda Nasution yang menyampaikan materi “Peran Gerakan Anti Hoaks di Daerah”, dan Perwakilan Forum Lintas Agama Deklarasi Sancang, Kiagus Zainal dengan materi “Hoaks, Hate Speech dan Pengaruhnya Dalam Persatuan dan Kesatuan”.
Peserta sarasehan ini berasal dari berbagai organisasi dan lapisan masyarakat. Mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, unsur pemerintahan, perwakilan media, dan lain sebagainya.
Acara ini dilakukan, dengan harapan bahwa masyarakat akan semakin mempunyai semangat untuk sadar melakukan literasi digital, meningkatkannya, kemudian juga semakin waspada untuk menyaring segala berita. Dan menjelang pemilu ini diharapkan agar semua pihak dapat turut mensukseskan pemilu, dengan cara lain kawal pemilu, mengetahui caleg-caleg yang akan dipilih, juga menggunakan hak pilihnya dengan baik. Dengan menghadirkan berbagai pihak ataupun pemangku kepentingan, kegiatan tersebut dapat turut mencari jalan keluar, untuk bersama-sama menjadi agen perubahan untuk Indonesia menjadi lebih baik. Mafindo dengan senang hati dapat berkontribusi antara lain dengan Hoax Buster Tools, Kalimasada, forum Anti Fitnah dan Hoaks, Turnbackturn.id, selain tentu tetap melakukan edukasi ke masyarakat. Acara diakhiri dengan penandatanganan komitmen Bersama.
Terimakasih kepada Pendiri, Penasehat, Presidium, Team Kantor, para pemeriksa fakta, relawan, serta semua pihak, dan mitra Mafindo. Semoga bermanfaat bagi kita, bangsa dan negara



Inspigo: “Melawan Hoaks lewat Melek Literasi Digital”
Silahkan klik dan kunjungi untuk mendengarkan rekaman suara http://bit.ly/2WU9UFi
#LawanHoax
Siaran Pers “Hoaks Server KPU Massif, Berpotensi Mendelegitimasi Penyelenggaraan Pemilu 2019”
Siaran Pers
“Hoaks Server KPU Massif, Berpotensi Mendelegitimasi Penyelenggaraan Pemilu 2019”
Jakarta, 5 April 2019
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menelusuri dampak dari penyebaran hoaks “Server KPU disetting untuk memenangkan kubu tertentu” di media sosial. Mafindo menemukan penyebaran yang massif di media sosial sebanyak lebih dari 45 ribu shares dan 974 ribu views hanya dalam satu hari. Konten tersebut tersebar di semua platform populer seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Ini belum termasuk penyebaran di group Whatsapp yang diduga angkanya bisa jauh lebih besar. Hal ini menjadikan hoaks “Server KPU” tersebut adalah yang paling besar dan paling cepat penyebarannya di masyarakat Indonesia terkait penyelenggaraan Pemilu. Penyebaran hoaks ini berpotensi merusak legitimasi penyelenggaraan Pemilu dan bisa berdampak fatal bagi masa depan demokrasi Indonesia. Langkah-langkah taktis dari pihak penyelenggara Pemilu maupun penegak hukum sangat dibutuhkan untuk meredam dampak penyebaran hoaks ini.
Septiaji, Ketua Presidium Mafindo mengatakan bahwa hoaks-hoaks yang berusaha mendelegitimasi penyelenggaraan Pemilu seperti ini tidaklah berdiri sendiri. “Ia merupakan kelanjutan dari hoaks-hoaks sebelumnya seperti ‘Tujuh Kontainer Surat Suara Tercoblos’, ‘Truk Surat Suara Beraksara China’, dikombinasikan dengan persoalan faktual yang sebenarnya minor seperti sempat masuknya WNA dalam DPT. Namun hoaks yang menyebut Server KPU ada di Singapura, dan sudah disetting kemenangan 57% untuk salah satu kubu, penyebarannya paling massif dibanding hoaks-hoaks sebelumnya. Hoaks ini mulai terdeteksi di media sosial sejak Rabu, 3 April 2018 pukul 19:30 WIB dan menyebar luas hingga menjangkau 974 ribu views hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Warga masyarakat yang terpapar hoaks ini di group Whatsapp bisa jutaan,” kata Septiaji.
Lebih jauh Septiaji mengungkapkan ada 19 akun yang paling banyak menyebarkan hoaks ini, 14 di antaranya bukan akun asli alias akun abal-abal seperti Rahmi Zainudin Ilyas, Rara Putri Edelweis, Noor Inesya Zain, dan Alena Putri. Banyaknya masyarakat yang terperdaya oleh informasi dari akun abal-abal menunjukkan literasi media yang rendah. Hal ini diperparah juga karena literasi kepemiluan yang tidak merata. Banyak yang belum paham bahwa Pemilu 2019 masihlah berbasis manual, sedangkan sistem IT fungsinya sebagai pelengkap untuk mempermudah rekapitulasi perhitungan, kontrol dan komunikasi.
Septiaji Eko Nugroho selaku Ketua Presidium Mafindo mendukung upaya KPU untuk membawa kasus ini ke Bareskrim Polri dan berharap Polri bisa segera menindaklanjuti perkara ini dengan baik dan transparan.
“Kami sepakat dengan langkah KPU membawa pelaku pembuat dan penyebar hoaks ‘server KPU’ ini ke ranah hukum, mengingat dampak bahaya dari delegitimasi Pemilu yang sangat mengancam keberlangsungan demokrasi Indonesia. Siapa pun pemenangnya kalau penyelenggara Pemilu dirusak wibawanya, maka yang ada adalah ketidakpercayaan publik terhadap pemerintahan yang terpilih. Untuk itu kami mendorong Polri untuk melakukan tindakan tegas kepada aktor intelektual dan penyebar utama hoaks ini,” tambah Septiaji.
Anita Wahid, Presidium Mafindo, menjelaskan meningkatnya suasana emosi publik beberapa hari menjelang Pemilu 2019 menyebabkan masyarakat mudah terseret dengan informasi politik yang sensasional.
“Ini adalah dampak nyata dari fenomena post-truth pada bangsa kita, dan inilah saat yang penting bagi setiap orang untuk benar-benar bisa melakukan pengendalian diri. Ketika mendapatkan informasi yang too good to be true atau too bad to be true, masyarakat harus langsung awas, berhenti dan refleksi diri. Jangan-jangan ini hoaks,” jelas Anita.
“Jangan sampai kehidupan pribadi kita bermasalah hanya karena kita gagal mengendalikan emosi dan jari, kemudian karenanya harus berurusan dengan penegak hukum. Pastikan kita sudah melakukan verifikasi fakta terhadap informasi yang kita terima, sebelum membagi ulang kepada kawan kita. Jika informasi itu benar tapi tidak bermanfaat, jangan dibagikan, kalau benar dan jelas manfaatnya, barulah kita bagikan,” lanjutnya.
Anita menjelaskan, masyarakat perlu mengetahui cara untuk mengecek sebuah informasi itu benar atau tidak. Selain bertumpu kepada sumber informasi yang kredibel, khususnya media massa yang terdaftar di Dewan Pers, masyarakat juga bisa menggunakan berbagai inovasi anti hoaks karya anak bangsa seperti WhatsApp Hoax Buster untuk mengecek informasi hoaks atau tidak melalui nomer WA 0855-7467-6701. Masyarakat juga bisa memasang aplikasi Hoax Buster Tools di Android untuk memudahkan membedakan hoaks dan bukan. Beberapa situs antihoaks seperti CekFakta.com, TurnBackHoax.ID, StopHoax.ID juga bisa memudahkan masyarakat untuk mengecek informasi hoaks.
Cek lagi sebelum dibagi.
Narahubung
Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo)
Septiaji Eko Nugroho 0899-060-6000
Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) – Jakarta
Anita Wahid 0811-175-533
Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) – Surabaya
Rovien Aryunia 0821-3926-0077
Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) – Soloraya
Niken Satyawati 0856-4716-5154
Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) – Semarang
Farid Zamroni 0812-8853-9538
Sharing Tentang Dampak Positif dan Negatif Gadget
Kamis, 04 April 2019 Mizati (Relawan MAFINDO Surabaya) bertemu dengan Ibu-Ibu binaan Sanggar Merah Merdeka di daerah Tales III dalam kegiatan sharing tentang dampak positif dan negatif gadget, serta upaya yang dilakukan Ibu-Ibu dalam mengontrol penggunaan gadget bagi putra putrinya.
Dalam sharing ini pembahasan lebih banyak tanya jawab dan diskusi serta pemutaran video edukasi penggunaan gadget. Melalui kegiatan ini diharapkan ibu-ibu binaan Sanggar Merah Merdeka semakin melek terhadap gadget dan penggunaannya sehingga dapat mengkontrol putra dan putrinya dalam menggunakan gadget dan bermedia sosial.


