“Facts, Fake News and Elections”
MAFINDO turut berpartisipasi di acara round table discussion yang menghadirkan Professor Peter Fray dari the Centre for Media Transition at the University of Technology Sydney, diselenggarakan oleh The Australian Embassy’s Media and Digital Diplomacy Section.
Espeelsa Teenagers Days 2018
Perwakilan Mafindo Jogja, Valentina Wiji turut mengisi acara ‘Espeelsa Teenagers Days 2018’ di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
MAFINDO dan Siberkreasi turut berpartisipasi di acara “Training of Trainer RTIK Jawa Timur 2018”
Mafindo bersama Siberkreasi turut serta dalam acara “Training of Trainer RTIK Jawa Timur 2018” yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur.
Tema yang diambil untuk diskusi kali ini adalah
“Anak Bisa Jadi Penyebar Hoax”
https://rtikjember.or.id/anak-bisa-jadi-penyebar-hoax.html
Founder FAFHH & MAFINDO Hadiri Google “Trusted Media Summit APAC 2018”
Harry Sufehmi, founder FAFHH dan MAFINDO berbicara mengenai infrastruktur basis data hoax oleh MAFINDO
“Google “Trusted Media Summit APAC 2018” :: Pada tanggal 22 Juli 2018, perwakilan Mafindo tiba di Singapura untuk menghadiri acara “Trusted Media Summit 2018”. Kehadiran kami adalah karena mewakili inisiatif https://CekFakta.com, kolaborasi bersama antara 22 perusahaan media online dengan Mafindo, untuk bersama-sama menangkal wabah hoax yang sedang melanda. Mafindo berperan sebagai pendukung kawan-kawan jurnalis, dengan membuat & menyediakan teknologi IT yang digunakan untuk menjalankan CekFakta. Google yang selama ini prihatin dengan wabah hoax global, sangat gembira melihat munculnya gerakan CekFakta. Maka kami dari Mafindo bersama kawan-kawan jurnalis dari CekFakta diundang untuk menghadiri acara ini.
Setiba di Singapura pada hari Minggu 22 Juli, saya langsung datang ke kantor Google. Kedatangan saya tepat pada saat makan malam yang disediakan Google – dan sesi dua mata dengan IFCN (International Fact-Checking Network). Kesempatan itu saya gunakan untuk bertemu dengan Mbak Dulce yang ramah, dan membahas tentang proses sertifikasi Internasional yang sedang dijalani oleh Mafindo.
(spoiler: kami berhasil mendapatkannya, yay! https://ifcncodeofprinciples.poynter.org/signatories )
Lalu kami kembali ke Hotel, dan bersiap untuk acara utama besok di hari Senin.
Acara pagi dimulai dengan presentasi Global Update dari IFCN & FirstDraft. Mereka membahas berbagai hal-hal terbaru seputar hoax, dan tantangan apa saja yang sedang dan akan kita hadapi.
Berikutnya adalah sesi presentasi “Covering the Global Rise of Misinformation”, dari (jrenggg) BuzzFeed
Ternyata oh ternyata, media yang dikenal sensasional ini ternyata punya divisi internasional yang menekankan pada liputan tentang masalah hoax – bahkan sejak sebelum istilah “fake news” itu populer ha ha, siapa sangka. Dengan menerapkan teknologi IT untuk memantau pergerakan berita & trend di seluruh dunia, dan menerapkan prinsip “investigative journalism”, maka mereka seringkali jadi bisa menemukan info-info menarik sebelum orang lain menyadarinya. Wow !
Ketika menelusuri sumber hoax di Pilpres Amerika, mereka tidak segan mengikuti terus jejak yang ditemukan – sampai akhirnya menemukan sumber masalahnya di Macedonia ha ha hebat !
https://www.buzzfeednews.com/…/how-macedonia-became-a-globa…
Semoga makin banyak media yang meniru sepak terjang mereka ini.
Presentasi berikutnya “Information Disorder in Asia” dibawakan oleh Dr. Masato Kajimoto, berdasarkan paper dengan judul yang sama : https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3134581
Membahas masalah hoax di berbagai negara di Asia dengan cukup komprehensif.
Indonesia kebagian pembahasan khusus, alhamdulillah sempat saya rekam disini : https://twitter.com/hsuf/status/1030813353101254656
Bisa download video tsb via situs ini : http://www.downloadtwittervideo.com/m/
SESI CEKFAKTA
Break 15 menit, dan lalu tiba giliran kami untuk naik panggung. Para wakil CekFakta adalah Pak Wahyu (Tempo) Mbak Elin (Liputan6) Mbak Citra (KBR) Pak Nur Hasan (Republika) Harry Sufehmi (Mafindo) ditemani di panggung oleh Alexios Mantzarlis, direktur IFCN. Sesi presentasi berlangsung dengan bersemangat, slidenya bisa dilihat disini : https://docs.google.com/…/15Z7aV33l9_TFvKNM0wVzIsz57xP…/edit
Sesi tanya jawab banyak sekali, jika diladeni semua maka pasti kami bablas melebihi waktu yang tersedia dan selama berhari-hari berikutnya kami terus ditanya oleh berbagai pihak tentang CekFakta, termasuk cara untuk bisa ikut memanfaatkan platformnya untuk dimanfaatkan sebagai alat memerangi hoax di negeri mereka sendiri, wow !
dengan senang hati kami menyanggupi dan saling bertukar info kontak.
Turun dari panggung ketika itu serasa mimpi … rasanya baru kemarin saja saya posting sendirian di forum FAFHH malam hari selepas kerja, melepas penat dengan melakukan hoax-busting / debunk berbagai hoax yang ada. Tiba-tiba sudah ada Mafindo, dan tiba-tiba Mafindo didaulat di panggung Internasional dengan para jurnalis senior
Semua ini jelas SANGAT jauh di luar jangkauan & kemampuan saya. Ini hanya bisa terjadi berkat bantuan usaha dari semua kawan-kawan dan aktivis anti-hoax dan izin Allah swt.
Mudah-mudahan dengan berjuang bersama-sama, maka bisa kita terus lejitkan usaha melawan penjajahan hoax di negeri kita ini, amin !
SENIN SIANG 23 JULI
Setelah makan siang suguhan dari catering Google, kami menghadiri sesi 2 mata dengan wakil Facebook. Disitu kami membahas tentang Whatsapp for Business dan berbagai potensi pemanfaatannya untuk melawan hoax. Semoga bisa ada hasilnya dalam waktu beberapa minggu ini, amin.
Ada acara informasi berbagai produk Google & Facebook, namun terpaksa saya lewati karena ada hal terkait IT KPU yang musti saya tangani segera. Alhamdulillah colokan listrik ada dimana-mana dan akses Internet juga kencang sekali (iya lahhh ) sehingga pekerjaan saya bisa berjalan lancar.
Break sore, lalu dilanjutkan dengan berbagai presentasi seputar pemanfaatan solusi high-tech untuk lawan Hoax dari ByteDance (pembuat app Tik Tok) – namun terus terang saya agak pesimis dengan feasibility nya, dan juga nampaknya scope nya terbatas, yaitu hanya di platform mereka saja. Anyway, tetap menarik berbagai idenya, dan bisa kita adopsi untuk kita sendiri.
UNCONFERENCE
Sebelum makan malam, ada acara bernama “Unconference” “bukan konferensi” alias acara diskusi non-formal
dengan topik bebas.
Biasanya dikenal juga dengan istilah “Birds of a Feather” (BoF)
Saya memilih group dengan topik “State-sponsored Info Disorders”, karena ini banyak terjadi di era Orba, dan saya berharap kita bisa bersiap hadapi jika terjadi lagi.
Kawan-kawan dari Italia, Papua Nugini, Hong kong, India, Malaysia, Jepang, dll turut bergabung, dan terjadi diskusi seru sampai bablas melewati jatah waktu hahahaha.
Hadirin cukup sepakat bahwa masyarakat & jurnalis musti saling bekerja sama, dengan juga memanfaatkan berbagai teknologi yang ada.
Hari ini ditutup dengan menikmati hidangan dari catering Google yang alhamdulillah tersertifikasi halal – sangat menolong karena makanan di hotel ternyata tidak jelas, ha ha.
Lalu kami pulang bersama ke hotel dengan menaiki bus yang disediakan.
SELASA 24 JULI
Ada beberapa pilihan acara di pagi ini, namun saya memilih sesi Teleconference bersama Google Amerika.
Disini Mafindo memberikan berbagai masukan agar berbagai produk Google jadi bisa makin dimanfaatkan untuk melawan hoax :
Reverse Image Search : https://docs.google.com/…/1VQDWt8ojNSyNCwNwGPla76NdYO…/edit…
YouTube : https://docs.google.com/…/1ccp58qUZX3JvU_Wf1krJlC3i5t…/edit…
Diskusi cukup panjang lebar dan mencerahkan, dan sekali lagi kami mengusulkan pada Google untuk melenyapkan insentif bagi para produsen hoax, yaitu dengan mematikan akun iklan / AdSense mereka. Semoga bisa ditemukan caranya.
SELASA SIANG 24 JULI
Setelah makan siang seingat saya kembali di interupsi pekerjaan. Tapi saya berhasil menyelesaikannya dan ikut hadir di sesi panel Mbak Anita Ashvini Wahid yang berjudul “When Misinformation Sows Racial and Ethnic Discord”.
Berbagai wakil dari berbagai negara berbagi cerita tentang bagaimana hoax mencabik-cabik negeri mereka sangat mengerikan.
Ditampilkan berbagai contoh seperti bagaimana hoax di India mengecoh rakyat disana, sehingga kemudian terjadi persekusi terhadap umat Islam
Dikatakan di berbagai pesan hoax via Whatsapp bahwa umat Islam ini berkonspirasi membuat program vaksinasi yaitu untuk membuat mandul orang Hindu,
orang Islam suka menghina sapi (makhluk suci dalam kepercayaan hindu), dan berbagai hoax yang sangat konyol lainnya.
Tapi karena tidak diperiksa & malah dipercaya, maka menjadi konflik di dunia nyata.
Mudah-mudahan umat Islam di Indonesia bisa menghindari perilaku seperti ini, amin.
Acara berlanjut dengan beberapa diskusi lagi, dan diakhiri dengan foto-foto bersama, sebelum kemudian pada pontang-panting ke airport untuk mengejar jadwal pesawatnya ha ha ha
2 orang tim Mafindo yaitu saya dan mas Andy tetap tinggal, karena kami diminta ikut sesi 3 hari berjudul “Design Sprint”.
Maka kami kembali pulang ke Hotel.
==========
RABU s/d JUMAT
Menilik judul acaranya, “Design Sprint”, maka kami hadir dengan persiapan untuk membuat #desain solusi anti-hoax.
Bayangkan kagetnya saya ketika menyadari ternyata target acara 3-hari ini adalah sudah ada “working prototype”, solusi yang berfungsi. Bukan cuma sekedar desain oh my ….
Segera saya ikut rembug dengan teman-teman lainnya di acara tsb, dan alhamdulillah berhasil menyelesaikan desain prototype dalam waktu 1 hari saja
Keesokan harinya dimulai dengan rembugan tentang rencana implementasi.
Ternyata, mayoritas memilih Python dan Ruby hahahaha, pakar Python kita malah sudah terbang pulang ke Indonesia
karena kita tidak tahu akan ada kegiatan development / programming.
Maka kemudian saya fokus membantu mereka dari sisi desain & analisis, sementara mas Andy dan kawan-kawan di Indonesia saya minta untuk develop solusi anti-hoax baru : WHB (Whatsapp Hoax Buster)
=====
Whatsapp Hoax Buster adalah software yang bisa kita kirimi posting yang kita curigai hoax, lalu kemudian dia akan reply instan dengan penjelasan lengkap
Full otomatis. Tanpa perlu campur tangan manusia.
Idenya ini kami dapat ketika ketemu dengan kawan hoax-buster dari India – dia prihatin karena ada banyak sekali hoax yang menyebar di India, terutama yang menyerang minoritas seperti umat Islam.
Lalu yang dia lakukan adalah mempersilakan orang untuk forward hoax ke akun Whatsapp dia, dan kemudian dia reply secara manual.
Terharu ketika dia perlihatkan hapenya – ada 7000+ unread message wow, begitu banyak orang yang minta pertolongannya, dan sepanjang hari dia berusaha membantu. Namun, tetap saja belum cukup.
Maka dengan bantuan dari Whatsapp Hoax Buster, ini semua biar ditangani oleh komputer. Sehingga dia jadi bisa manfaatkan waktunya untuk hal lainnya
Dan semua orang yang minta tolong jadi mendapatkan pertolongan
Anyway, ada sangat banyak kendala yang kami temui, karena sistim Whatsapp ini bersifat tertutup sekali.
Kami implementasi WHB dengan cara setengah hacking kami buat berupa Chrome extension, dan kemudian “mencantol” ke Whatsapp di browser. Sehingga jadi bisa membaca pesan yang masuk, dan kemudian membalasnya dengan otomatis. Namun, ya, tentu saja ini tidak mudah untuk dilakukan.
=======
Berkat bantuan dari mas Khairul Anshar dan mas Ainun Najib yang berkenan meluangkan waktunya untuk kopdar, dan kemudian berbagi pencerahan – kami berhasil mengatasi berbagai kendala yang ada, alhamdulillah !
Whatsapp Hoax Buster versi 1 kini sudah tersedia di https://turnbackhoax.id/layanan-p…/whb-whatsapp-hoax-buster/
========
Direncanakan Whatsapp Hoax Buster versi 2 bisa mendapat akses ke sistem internal Whatsapp (API = application programming interface), sehingga jadi makin mudah digunakan oleh siapa saja.
Mafindo sudah apply / mengajukan permohonan untuk mendapatkan akses ke Whatsapp for Business API. Mudah-mudahan pengajuan tersebut dikabulkan, amin !
https://www.whatsapp.com/business/api
Demikian sekilas laporan saya dari acara Trusted Media Summit APAC (Asia-Pacific) 2018.
Semoga bermanfaat.”
======
Sumber: http://bit.ly/2MIYtyZ
Hoax Crisis Center (HCC) Kalimantan Barat Gelar Kampanye Publik Anti Hoaks di arena CAR FREE DAY (CFD)
Kampanye berpusat di depan Masjid Raya Mujahidin itu dihadiri oleh lebih dari puluhan ragam komunitas di Kota Pontianak, khususnya kaum milenial.
Tidak hanya ratusan anggota komunitas, kampanye turut dihadiri oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Barat Anthony Sebastian Runtu, Aster Kodam XII/Tanjungpura Kolonel Arh Jamaah, Kapendam XII/Tanjungpura Letkol Inf Aulia Fahmi Dalimunthe, Ketua Pembina Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Pontianak sekaligus Pengamat Sosial Pontianak Syarifah Ema Rahmaniah, Ketua Komunitas Peduli Informasi (KOPI) Kalbar M Ainul Yakin dan pejabat pemerintah lainnya.
Apalagi dengan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih dan murah, wabah hoaks di media sosial lekas mengubah wajah publik bangsa ini. Gairah kebencian, kecurigaan dan permusuhan terhadap perbedaan agama, etnis atau hal lainnya marak bertebaran di media sosial.
Ketua HCC Reinardo Sinaga mengatakan hal yang mendasari kegiatan hari ini tak lepas dari maraknya hoaks yang disebar via media sosial.
Menurutnya, revolusi teknologi informasi ini bukan malah menciptakan keterbukaan dan kedewasaan, sebaliknya kecenderungan ekslusif, fanatik, intoleran dan diskriminatif di kalangan masyarakat. Lazimnya, intensitas hoaks bersifat provokatif dan berbau SARA kian begitu kentara.
“Hoaks tidak hanya bisa menghinggapi orang-orang dewasa, tapi juga anak-anak dan remaja. Apalagi perkembangan informasi dan media sosial yang bergerak semakin pesat tak bisa dihindari,” ujarnya.
Di era sekarang, semua orang mempunyai akses terhadap internet. Beragam informasi kian riuh sesak mewarnai media sosial. Tak hanya pihak media, perputaran informasi justru kian deras di tangan pengguna internet, mulai dari orang dewasa sampai dengan anak-anak.
Bahkan pengguna media sosial khususnya anak-anak mengaku percaya dengan informasi yang mereka dapat dari media sosial. Media sosial menempati peringkat tertinggi sebagai tempat mencari sumber berita preferensi remaja dan anak-anak.
“Oleh karena itu perlu melaksankan kegiatan-kegiatan yang mengajak peran aktif semua pihak untuk ikut terlibat dalam aksi menangkal hoaks,” papar Edo.
Kampanye juga dihadiri unsur Polresta Pontianak, Panwaslu Kota Pontianak dan lainnya. Masyarakat Kota Pontianak yang berolahraga dan lalu lalang ikut memeriahkan kampanye di kawasan CFD. Kampanye publik anti hoaks berlangsung meriah lantaran diisi oleh pertunjukan teater dari Sanggar Anak Budaya.
Selain membagikan pin kepada masyarakat dan orasi, komitmen melawan hoaks secara bersama-sama disimboliskan dengan pemasangan pin anti hoaks HCC. (*)
Referensi
http://poskita.co/2018/07/22/hcc-kalimantan-barat-gelar-kampanye-publik-anti-hoaks-di-cfd/
Gerakan Anti Hoax di Magelang Raya
Di bawah naungan bukit hutan pinus yang amat rindang dan sejuk, tepatnya di Bukit Kertojoyo, 10km dari Magelang, kemarin berkumpul ratusan masyarakat yang mengikuti serangkaian agenda jalan pagi, termasuk sebagian yang mengikuti Kemah Kebangsaan sejak hari sebelumnya.
Acara ini dimotori oleh Jama’ah Kopdariyah Magelang yang sangat aktif melakukan aktivitas merekat berbagai elemen bangsa. Dan pada hari Minggu, dilaksanakan deklarasi pembentukan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia wilayah Magelang Raya yang dikomandani oleh Mbak Irfy dan diayomi oleh Kang Adhang, Kang Abbet dan kawan-kawan lainnya.
Hadir dalam deklarasi ini, perwakilan dari Pemkab dan Pemkot Magelang, Polresta Magelang. Dan Kapolres Magelang, AKBP Hari Purnomo pun turut meramaikan dan memberikan petuah tentang pentingnya menjauhi aspek negatif dari media sosial.
Settingan lokasi yang dibuat sangat unik, dipenuhi dengan ornamen dari kerajinan bambu, menambah suasana asyik dalam melaksanakan kegiatan ini. Belum lagi karena lokasinya di atas bukit, ada beberapa spot yang ramai diantri karena panoramanya sangat indah untuk dilewatkan begitu saja tanpa berswafoto.
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang memudahkan terselenggaranya acara ini, dan kami berharap semoga sinergi membangun media sosial yang positif di Magelang Raya bisa segera terbangun dan berdampak tidak hanya secara lokal tapi bisa dirasakan daerah lain.
-AMJ-
Mafindo Jakarta menerima undangan dari UNICEF
Sosialisasi & Koordinasi Pelaksanaan Imunisasi Massal Campak dan Rubella di 28 Provinsi
Hubungannya dengan Mafindo adalah;
Permasalahan utama yg dihadapi pada pelaksanaan kampanye imunisasi MR Fase 1 kemarin:
1. Isu Halal Haram
2. Pemberitaan KIPI (kejadian pasca imunisasi)
3. Hoax ttg konspirasi kandungan vaksin dll.
Pada tahap II juga telah ada tantangannya.
Dukungan yang diharapkan:
1. Sosialisasi dan advokasi kepasa seluruh jajaran terkait
2. Pendekatan masyarakat dan sekolah
3. Perluasan jangkauan layanan
Kendala dan massive nya program ini di mata Unicef:
Imunisasi untuk 32 juta jiwa
Dalam waktu 2 bulan
Salah 1 dari penerima vaksin terbesar di dunia
Sehari sebelum imunisasi di daerah ada kasus beredar hoax si wag2. Dan memang bagian dari tanggung jawab kita
Dengan cakupan imunisasi yg tinggi akan terwujud kekebalan kelompok yang memberikan perlindungan juga kepada yg tdk mendapatkan.
Peran Mafindo diharapkan dapat membantu penanganan hoax dan disinformasi mengenai vaksin
Kami telah menyampaikan langsung langkah2 yang sebaiknya dipertajam kemenkes dan UNICEF serta organisasi terkait. Dan mereka sangat mengapresiasi usulan kita dan peran kita dalam memberantas hoax dan disinformasi terutama tentang kesehatan.
Demikian disampaikan
Salam❤??
Dewi, Puji, Heni
Catatan: organisasi lain yang di undang ada pada photo berikut.